Kejujuran merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kejujuran setiap orang akan mencapai derajat orang yang mulia dan akan selamat dari keburukan. Sifat jujr harus ditanamkan dalam diri seseorang sedini mungkin, karena nilai kejujuran merupakan tanggung jawab setiap orang terhadap nilai dan norma agama di masyarakat.
Sebagian besar orang mungkin sudah mengetahui apa itu kantin jujur. Dari namanya saja bisa ditebak apa saja kegiatannya. Kantin jujur ini bagi sebagian besar mahasiswa PMT adalah sebuah meja yang berada di depan sekre HM-PS PMT yang ada rak – rak kecil berisi segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan makanan sekunder mereka.
Kegiatan ini merupakan program kerja dari Divisi Danus HM-PS PMT yang diketuai oleh Nur’aini, mahasiswa angkatan 2019. Menurut Nur’aini, Idealnya kantin jujur bertujuan agar mahasiswa bisa mengaplikasikan nilai-nilai spiritualnya dengan baik. Dengan seperti itu, aspek – aspek dalam spiritualnya terpenuhi. Misalnya dalam kesadaran, kebenaran, pengarahan diri dan rasa syukur. Dalam pelaksanaannya, pembeli benar-benar dituntut untuk jujur pada diri sendiri dengan meletakkan uang pembayaran pada kotak yang tersedia. Jika uangnya berlebih, pembeli akan mengambil kembaliannya sendiri. Sistem ini akan menuntut para siswa agar menanamkan nilai dan karakter dalam membeli agar tidak curang.
Selain itu, dari kantin kejujuran ini kita bisa melakukan survei kecil tentang moral mahasiswa PMT itu sendiri. Dari informasi yang ada, Danus HM-PS PMT tidak pernah merasakan kerugian yang tinggi selama antin jujur ini diadakan. Sehingga, bisa dikatakan karakter mahasiswa PMT sudah terbangun dengan baik, bahkan sangat baik.
Kejujuran bagi hati itu irabat medan magnet bagi bumi. Saat bumi terus berotasi dan berevolusi medan ini akan terus menjaga bumi tanpa henti, sekali medan ini berhenti bumi tidak akan seindah sekarang ini. Begitupun dengan kejujuran, kemanapun hati ini berpindah dan terus berjalan, kejujuran akan terus menjaga hati dan sekalipun kejujuran ini berhenti mungkin hati tak akan sebersih awal dia diciptakan.
Penulis: Sigit Pratama